Banking Solution : New Credit Factory

Banking Solution : New Credit Factory

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya merilis aturan terbaru no.13/POJK.03/2021 tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum

bagi perbankan di Indonesia. Aturan ini terkait produk bank umum dan kehadiran bank digital di tengah masyarakat.

 Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengatakan, perlu perubahan ekosistem industri perbankan Indonesia secara kelembagaan untuk dapat mencapai level skala ekonomi yang lebih tinggi dan efisien. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan dinamika pertumbuhan lanskap dan ekonomi perbankan, serta ekspektasi masyarakat akan layanan perbankan ke depan. ( sumber : Sah, OJK rilis dua aturan terkait bank umum dan bank digital (kontan.co.id )

Dalam POJK 13 tentang produk bank, diatur secara prinsipal tentang  mengakselereasi tranformasi digital. Jika bank ingin luncurkan produk, tidak semuanya perlu izin ke OJK. Poin penting dalam POJK no. 13/POJK03/2021 tentang Penyelenggara Produk Bank Umum:

  1. Penguatan perizinan dan penyelenggaraan produk bank dari pendekatan modal inti (capital based approval) menjadi pendekatan berbasis risiko (risk based approval).
  2. Mengakselerasi transformasi digital dengan memberi ruang kepada bank untuk lebih inovatif dalam menerbitkan produk dan layanan digital tanpa mengabaikan aspek prudensial, sehingga mendukung efisiensi ekonomi dan inklusi keuangan.
  3. Percepatan perizinan produk bank melalui penyederhanaan klasifikasi produk dan penyelenggaraannya sehingga tercipta level of playing field yang sama dalam industri perbankan, serta mendukung time to market produk bank yang lebih cepat.

Dengan adanya peraturan ini tentunya akan mempermudah perbankan dalam melakukan akselerasi perubahan ke arah digitalisasi. Salah satu bentuk transformasi digitalisasi perbankan adalah dalam proses bisnis perkreditan dengan satu konsep arsiktektur teknologi digital terkini yang tentunya harus efisien dalam biaya pengembangan dan penggunaannya dan maksimal dalam outputya.

 New Credit Factory adalah salah skema proses digital bisnis perkreditan bank. Seperti layaknya pabrik dalam industry manufaktur, credit factory mengadopsi prinsip metode proses “ban berjalan”. Metode ini sudah cukup lama diterapkan dalam dunia perbankan, khususnya dalam proses pelaksanaan consumer loan, Tidak hanya perbankan tetapi multi finance juga menerapkan prinsip kerja seperti ini. Di perbankan lokal diawali pada dekade tahun 90an dan hingga kini masih dilaksanakan. Namun dengan adanya evolusi teknologi, persaingan bisnis antara bank dan juga untuk memberikan pelayanan prima kepada nasabah maka konsep dan metode kerja Credit Factory perlu dikembangkan kembali. Bila hal ini tidak dilakukan maka perbankan akan mengalami kesulitan bersaing, tidak hanya dengan sesama industry perbankan tetapi juga bersaing dengan industri di luar perbankan apalagi dewasa ini sudah muncul segmen lembaga industry keuangan baru yaitu Fintech.

 Dengan adanya revolusi industri 4.0 ditambah society 5.0, tekhnologi, bisnis dan kehidupan sehari hari seperti layaknya sudah menjadi satu. Masyarakat memerlukan fitur teknologi yang terintegrasi,  lebih mudah (user friendly), simple, dan cepat.  Hal inilah yang menjadi landasan pengembangan New Credit Factory dalam menyesuaikan kebutuhan tersebut.

  Sebagai gambaran tekhnis, Credit Factory adalah rangakaian proses bisnis kredit perbankan dari new account sampai dengan berakhirnya kredit, artinya adalah dalam life cycle loan acccount yang dilaksanakan dalam suatu arsitektur system yang terintegrasi dan full digitalize.

 System proses New Credit Factory tidak hanya bermanfaat bagi nasabah tetapi secara internal sangat informatif dan comprehensif bagi jajaran manajemen perbankan dalam memonitor perfromance kinerja dan sebagai dasar dalam membuat keputusan strategis bank.

 Lantas bagaimana untuk membangun untuk meredesign Credit Factory ? Disini kami bersama tim dan partner yang telah berpengalaman akan membantu perbankan untuk dapat mengimplementasikan konsep New Credit Factory. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi email : kontak@binaprestasigemilang.id

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengajukan Pinjaman Usaha di Era Pandemi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengajukan Pinjaman Usaha di Era Pandemi

Saat ini dunia sedang mengalami pandemi Covid-19. Akibatnya, banyak sektor yang terkena dampaknya, termasuk sektor ekonomi. Misalnya, banyak orang mengalami perubahan dalam hidup mereka, salah satunya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Maka dari itu, sebagian besar dari mereka memerlukan pinjaman usaha untuk bertahan di era pandemi ini.

Membuka lembaran hidup baru dengan membuka bisnis baru merupakan salah satu Langkah yang bisa diambil dalam menghadapi PHK. Tidak usah mulai dengan bisnis yang besar tetapi Anda bisa memulainya dari skala kecil terlebih dahulu. Misalnya, jika tidak memiliki pengalaman dalam membuka bisnis, Anda bisa membeli franchise dari produk yang sudah cukup familiar di masyarakat. Contoh lainnya, jika Anda memiliki hobi memasak, Anda bisa membuka usaha makanan kecil-kecilan dari rumah Anda.

Untuk memperoleh biaya untuk membuka usaha, Anda bisa memperolehnya dari lembaga-lembaga keuangan, baik lembaga perbankan maupun lembaga non perbankan. Anda bisa memilih lembaga keuangan yang dapat dibuktikan kredibilitasnya. Lakukan riset terlebih dahulu sebelum meminjam modal usaha dari lembaga tertentu. Yang terpenting, pilihlah pinjaman usaha yang memberi persyaratan dan proses pencairan dana yang mudah sehingga usaha Anda bisa berjalan dengan lancar tanpa terhambat biaya.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika akan mencari pinjaman usaha.

  1. Pelajari Persyaratannya

Ketika ingin mendapatkan pinjaman usaha, biasanya ada sederet persyaratan yang harus dipenuhi. Anda sebaiknya memperhatikan dengan teliti apa saja syarat yang diperlukan. Jika Anda teliti, besar kemungkinan pengajuan dana pinjaman Anda bisa diproses dengan cepat.

Biasanya, pinjaman usaha memerlukan dokumen-dokumen seperti fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), fotokopi Kartu Keluarga (KK), Rekening Koran periode tiga bulan terakhir, slip gaji ataupun dokumen pendukung lainnya. Terkadang, beberapa Lembaga keuangan juga membutuhkan dokumen seperti bukti pemilikan atas barang yang menjadi jaminan, seperti bukti kepemilikan kendaraan bermotor, sertifikat ataupun dokumen lainnya.

Jaminan seperti ini biasanya digunakan oleh lembaga keuangan sebagai media antisipasi jika Anda tidak mampu membayar angsuran. Oleh karena itu, penting untuk membaca dengan teliti persyaratan yang dibutuhkan agar dana bisa cepat dicairkan. Jika Anda kurang teliti dan terdapat kekurangan, pengajuan pinjaman modal Anda bisa tidak diterima. Jika seperti itu, Anda bisa mengalami kerugian waktu karena harus mengurus kembali dokumen untuk melengkapi syarat-syarat yang diperlukan.

  1. Pilih Lembaga Keuangan yang Kredibel

Ketika mengajukan permohonan pinjaman usaha, sebaiknya Anda menerapkan prinsip kehati-hatian. Pilihlah lembaga keuangan yang kredibel dan resmi. Pastikan Lembaga keuangan yang Anda pilih sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anda bisa melakukan pengecekan terlebih dahulu di website OJK atau menghubungi kontak OJK. Jika lembaga keuangan tersebut ternyata tidak terdaftar, berarti lembaga tersebut adalah lembaga illegal. Sekarang ini sudah banyak lembaga illegal yang sudah ditutup oleh OJK karena mereka tidak transparan dalam hal tenggat waktu pinjaman dan besarnya biaya bunga.

Anda bisa mengalami kerugian jika lembaga keuangan yang Anda pilih ternyata tidak memiliki izin operasional dari OJK. Kerugiannya antara lain apabila terjadi permasalahan ketika proses peminjaman dana berjalan, Anda akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalahnya di pengadilan. Karena tidak terdaftar di OJK, bisa jadi proses penagihan dan biaya administrasinya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh OJK. Hal seperti ini sudah pernah terjadi dan diberitakan di media. Jadi, untuk menghindari kerugian, ada baiknya mengadakan kerja sama dengan perusahaan yang memang sudah terbukti kredibilitasnya. Jangan hanya mementingkan kemudahan dalam mencairkan dananya sehingga Anda mengabaikan hal ini. Proses pencairan dana yang mudah sebaiknya dibarengi dengan image dan track record yang baik dari lembaga tersebut.

  1. Proses Pencairannya Cepat

Usahakan untuk mencari lembaga keuangan yang dapat memberikan proses pencairan dana yang cepat. Jika memakan waktu yang lama, waktu Anda akan habis di sini saja. Padahal, Anda harus mengurus banyak hal lain dalam memulai usaha yang baru. Oleh karena itu, pilihlah lembaga keuangan yang memberi Anda kemudahan dalam proses pencairan dana. Upayakan juga untuk memilih lembaga keuangan yang bisa memberikan dana dalam jangka waktu sekitar satu hingga tiga hari. Semakin cepat dana tersebut Anda terima, semakin baik dampaknya untuk usaha Anda. Pilih juga lembaga keuangan yang tidak merepotkan Anda dalam mengurus dokumen persyaratan secara offline.

  1. Mencari Tahu Track Record Lembaga Keuangan

Di era digital saat ini, sangatlah mudah untuk memperoleh informasi. Banyak hal sudah bisa Anda temukan di internet. Anda bisa mengecek kredibilitas lembaga keuangan yang Anda bidik dengan melihat track recordnya secara daring. Namun, tidak semua informasi dapat dipercaya. Sebaiknya Anda menggunakan filter untuk menentukan informasi mana yang benar dan yang salah. Anda bisa memperoleh referensi dari banyak sumber untuk memperoleh bukti yang kuat.

  1. Pilih Lembaga yang Biaya Administrasi dan Bunganya Murah

Biaya administrasi dan bunga merupakan dua komponen penting yang perlu Anda perhatikan. Setiap perusahaan menerapkan kebijakan yang berbeda-beda. Ada perusahaan yang membebankan biaya cukup besar, ada juga yang membebankan biaya yang cukup kecil. Karena tujuannya untuk membuka usaha, sebaiknya Anda memilih lembaga keuangan yang menawarkan biaya administrasi dan bunga yang cukup murah. Sebaiknya pilihlah lembaga keuangan yang menawarkan suku bunga kompetitif yang sekiranya tidak akan memberatkan Anda di masa depan nanti.

Sebelum benar-benar mengajukan permohonan peminjaman usaha, ada baiknya hitung dulu bunga dan biaya administrasinya. Jika memang perhitungannya cocok dan Anda yakin mampu untuk melunasi cicilannya tiap bulan, Anda bisa segera mengajukannya. Pastikan Anda memilih perusahaan yang dengan transparan memberikan perincian mengenai besarnya bunga dan angsuran sebelum Anda mengajukan pinjaman.

  1. Perhatikan Sistem Pembayarannya

Sistem pembayaran ada beraneka ragam cara, ada yang melalui internet banking, transfer melalui ATM, autodebet dari rekening tabungan, ataupun dengan setor secara offline. Hal seperti ini perlu Anda pastikan sebelum mengajukan pinjaman agar Anda bisa menyiapkan biaya untuk melakukan angsuran setiap bulannya sehingga Anda tidak terlambat atau melewati jatuh tempo saat membayar angsuran. Jika Anda terlambat membayar angsuran, Anda bisa dikenakan denda.

  1. Cari Tahu Biaya Tambahan Lainnya

Ketika mengajukan pinjaman, jangan hanya memperhatikan jumlah bunga dan angsurannya saja. Perhatikan juga biaya lainnya yang perlu dikeluarkan. Misalnya, biaya keterlambatan pembayaran angsuran, biaya pelunasan lebih awal, dan sebagainya.

  1. Pastikan Pinjaman yang Diajukan Sesuai dengan Kemampuan Finansial

Ajukan pinjaman yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Jadi, Anda perlu memastikan apakah Anda punya kemampuan untuk membayar pinjaman dalam jumlah dan waktu yang telah ditetapkan. Upayakan untuk tidak meminjam dana dalam jumlah yang terlalu banyak sampai-sampai Anda tidak mampu untuk membayarnya lagi. Jika seperti ini, Anda harus membayar denda keterlambatan pembayaran angsuran. Jika Anda tidak mampu membayarnya sama sekali, perusahaan yang memberikan pinjaman bisa menuntut Anda ke pengadilan.

Itulah beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan sebelum melakukan pengajuan dana pinjaman usaha pada saat masa pandemi ini.

www.binaprestasigemilang.id

 

Perbedaan antara Bank, Perusahaan Fintech dan Leasing

Perbedaan antara Bank, Perusahaan Fintech dan Leasing

Kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan beraneka ragam tidak berbanding lurus dengan kondisi ekonomi saat ini. Kondisi ekonomi semakin sulit, apalagi di era pandemi saat ini. Untuk mempermudah masyarakat dalam membeli kebutuhan akan barang dan jasa, saat ini masyarakat memperoleh kemudahan dalam hal meminjam dana, baik secara tunai maupun kredit, baik di bank, perusahaan fintech, maupun perusahaan leasing.

Di zaman sekarang, masyarakat sudah lebih paham mengenai dunia finance atau keuangan, termasuk dalam hal peminjaman dana dan penyaluran dana. Bank, perusahaan fintech, dan perusahaan leasing biasanya menjadi sumber utama bagi masyarakat untuk melakukan peminjaman dana tunai maupun kredit.

Masyarakat sudah cukup kenal dengan eksistensi bank. Bank sudah punya kedekatan tersendiri dengan masyarakat karena banyak transaksi yang harus dilakukan melalui bank. Akhir-akhir ini juga banyak bermunculan perusahaan fintech, perusahaan pinjaman online yang telah memanfaatkan kemajuan zaman dengan penerapan teknologi dan sistem.

Saat ini, sebagian besar orang sudah mencoba menggunakan pinjaman dana melalui fintech. Meskipun begitu, masih banyak orang belum memahami apa itu fintech dan bagaimana kinerjanya. Fintech atau financial dan technology termasuk penemuan baru bagi masyarakat Indonesia karena menggunakan teknologi dan sistem dalam menjalankan kegiatan keuangannya.

Perusahaan leasing sering menjadi opsi untuk melakukan peminjaman dana dalam hal penyediaan barang-barang tertentu. Misalnya, penyediaan kendaraan bermotor dengan syarat-syarat tertentu. Walaupun sama-sama menyediakan jasa peminjaman dana, tetapi ketiganya ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi kegiatan usaha, sumber dana pinjaman, maupun risiko penyaluran pinjaman.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara bank, fintech, dan leasing yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk melakukan peminjaman dana.

  1. Kegiatan Usaha

Bank memiliki kegiatan untuk mengumpulkan atau menghimpun dana simpanan yang diperoleh dari masyarakat, kemudian mendistribusikannya dalam bentuk kredit dan pinjaman kepada UMKM, ritel, konsumen, maupun korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Selain itu, bank juga melaksanakan transaksi pembayaran dan penarikan uang. Bank juga melakukan penjualan produk-produk investasi, seperti reksadana, surat utang, dan lain-lain. Dalam menjual produknya, bank perlu mengimplementasikan ilmu marketing demi hasil yang lebih profitable.

Perusahaan fintech melakukan kegiatan sebagai platform, baik berupa aplikasi maupun laman sebagai media perantara antara pemberi pinjaman dan penerima dana pinjaman melalui sistem elektronik yang mengikuti perkembangan zaman. Perusahaan leasing melayani pengadaan barang-barang modal yang akan digunakan oleh individu atau perusahaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

  1. Sumber uang pinjaman

Jika Anda meminjam dana dari bank, maka sumber dananya akan berasal dari deposito, tabungan, penerbitan obligasi, giro, maupun modal pemilik. Sedangkan pada perusahaan fintech, sumber dana pinjamannya berasal dari pihak yang memiliki dana atau investor dan punya keinginan untuk memberikan pinjaman dana kepada pihak yang lain. Pihak ini bisa orang, bisa juga berbentuk badan hukum. Dana pinjaman pada perusahaan leasing bersumber dari pemilik, penerbitan surat obligasi, maupun perbankan.

  1. Risiko pendistribusian dana pinjaman

Dalam hal peminjaman dana, selalu ada risiko. Risiko dalam menyalurkan dana pinjaman oleh bank ditanggung oleh pihak bank itu sendiri. Sedangkan penyaluran dana pinjaman melalui perusahaan fintech, penyaluran dananya akan ditanggung oleh pihak pemberi pinjaman atau yang disebut juga pihak investor. Proses peminjaman dana yang dilakukan di perusahaan leasing ditanggung oleh perusahaan leasing itu sendiri.

  1. Pelayanannya

Dari segi pelayanan, bank menyediakan lebih banyak jasa dan produk. Bank melayani beberapa jasa, seperti jasa transaksi pembayaran tunai maupun non tunai, melayani penarikan uang, penjualan produk investasi seperti obligasi, reksadana, dan lain-lain, menyalurkan kredit dan pinjaman, dan sebagainya. Perusahaan fintech melayani sebagai perantara antara pihak yang akan meminjam dana dan pihak yang akan memberikan pinjaman dana. Pelayanan leasing berupa penyaluran pinjaman misalnya dengan melakukan pengadaan barang-barang modal.

  1. Penyaluran dana pinjaman

Dana pinjaman yang diperoleh dari bank akan disalurkan kepada UMKM, konsumen, ritel, dan korporasi. Penyaluran pinjaman dana pada perusahaan fintech biasanya dilakukan berupa pembiayaan usaha dan pembiayaan yang sifatnya personal atau pribadi. Pada perusahaan leasing, penyaluran dana pinjamannya bisa berupa sewa guna usaha.

  1. Pengawasan Kinerja

Kinerja dari bank akan diawasi oleh dua pihak, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Karena diawasi oleh OJK dan BI, sebagian besar orang menganggap bank sebagai lembaga keuangan yang cukup aman dibandingkan perusahaan atau lembaga yang lain. Kinerja dari perusahaan fintech akan diawasi oleh OJK saja, tidak diawasi oleh Bank Indonesia. Pengawasannya dilakukan untuk melindungi nasabah. Apabila terjadi permasalahan, maka nasabah bisa melakukan pengaduan ke OJK untuk mendapatkan penanganan. Sama seperti perusahaan fintech, di perusahaan leasing, pengawasannya juga hanya dilakukan oleh OJK dan tidak diawasi oleh Bank Indonesia.

  1. Jaminan

Di bank, dana nasabah akan mendapatkan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Lembaga Penjamin Simpanan bertanggung jawab dalam memelihara kestabilan sistem dalam perbankan. Sedangkan pada perusahaan fintech, dananya tidak memiliki jaminan. Sama seperti perusahaan fintech, pada perusahaan leasing, juga tidak ada jaminan.

Ketiga lembaga keuangan ini memang memiliki persamaan dan perbedaan. Ketiganya sama-sama memungkinkan adanya kegiatan peminjaman dana untuk usaha maupun untuk keperluan pribadi. Dari segi keamanan, sepertinya bank yang paling baik karena selain mendapatkan pengawasan dari pihak Otoritas Jasa Keuangan, pihak bank juga diawasi oleh Bank Indonesia. Artinya, bank tidak bisa main-main dalam menjalankan kegiatan keuangannya. Namun, perkara kemudahan dalam peminjaman dana, perusahaan fintech-lah yang menjadi pilihan utama. Di Fintech biasanya hanya perlu dokumen pribadi seperti Kartu Keluarga atau KTP dan tidak ada jaminan yang berupa barang. Walaupun perusahaan fintech menjadi primadona di masyarakat sebagai pilihan utama untuk mengajukan pinjaman, pihak nasabah harus tetap berhati-hati. Sudah banyak nasabah yang tertipu oleh perusahaan fintech yang ilegal. Sebelum memutuskan untuk meminjam dana dari perusahaan fintech, pastikan Anda sudah memikirkan kekurangannya, memeriksa kredibilitas perusahaannya juga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Kesimpulannya ketiga lembaga tersebut adalah sama-sama perusahaan yang bergerak di bidang usaha pemberian pinjaman dan diawasi oleh OJK. Dengan segala kelemahan dan kelebihannya maka masyarakat dapat menyikapi dan memahami dengan baik apabila membutuhkan pinjam dana.

www.binaprestasigemilang.id

Pemasaran Produk Perbankan

Pemasaran Produk Perbankan

Pemasaran Produk Perbankan

Ketahui Beberapa Hal Penting dalam Pemasaran Di Jasa Perbankan dan Keuangan

 

Ilmu marketing sangat berperan penting dalam bidang jasa perbankan dan keuangan karena bisa mendatangkan nasabah untuk melakukan transaksi. Agar bisa menjadi seorang marketer profesional, tentunya Anda bisa mengikuti beragam pelatihan marketing, demi meningkatkan kemampuan di bidang pemasaran.

Bagi Anda yang ingin terjun ke dalam bidang pemasaran, khususnya di jasa perbankan dan keuangan, maka perlu mengetahui apa itu pemasaran dan strateginya terlebih dahulu.

 

Apa Itu Pemasaran di Bidang Jasa Perbankan dan Keuangan ?

Marketing atau pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga keuangan untuk mempromosikan suatu produk maupun layanan yang dimilikinya. Dalam pemasaran, Anda mesti bisa menguasai terkait periklanan, promosi, penjualan, serta membuat konsumen yakin dengan produk yang ditawarkan.

Saat melakukan promosi, Anda mesti menargetkan orang sesuai dengan produk yang akan ditawarkan. Ketika Anda mampu melakukan promosi sesuai target konsumen, maka mereka pun akan merasa terbantu dengan kehadiran produk yang Anda tawarkan. Sehingga, tak perlu menunggu lama lagi, para konsumen tertarget akan menerima tawaran produk yang Anda lakukan.

Hal ini pun berlaku dalam dunia perbankan dan keuangan. Seorang marketer di jasa perbankan serta keuangan mesti melakukan promosi ke berbagai perusahaan, lembaga, serta kantor untuk menawarkan produk-produk keuangan yang dimiliki. Tentunya, Anda mesti cakap dalam berkomunikasi, sehingga mereka tertarik untuk menerima produk keuangan tersebut.

Tak hanya pintar berkomunikasi saja, seorang marketer mesti memiliki ilmu marketing yang baik, salah satunya adalah menguasai strategi pemasaran. Berikut ini merupakan beberapa strategi pemasaran yang bisa Anda gunakan, yaitu:

Hal-hal yang Mesti Dilakukan Sebelum Melakukan Strategi Pemasaran di Bidang Jasa Perbankan dan Keuangan

Di dalam dunia marketing, Anda memerlukan sebuah strategi yang akan dilakukan dalam proses pemasaran nanti. Hal ini pun berlaku dalam proses memasarkan produk di bidang jasa perbankan dan keuangan. Dalam hal ini, setiap perusahaan atau lembaga keuangan pasti memiliki strategi tersendiri dalam memasarkan produk perbankannya.

Sehingga, Anda mesti mengetahui terlebih dahulu beberapa hal penting ini sebelum mulai melakukan strategi pemasaran produk di bidang jasa perbankan dan keuangan, yaitu:

 

Lakukan Segmentasi Nasabah

Segmentasi nasabah merupakan suatu strategi yang bisa Anda lakukan untuk mengelompokkan nasabah. Hal ini dilakukan agar pemasaran yang nanti dilakukan bisa lebih terarah, sesuai kebutuhan dan keinginan, serta memiliki kekuatan daya beli yang besar.

Anda bisa mulai melakukan pengelompokkan nasabah, misalnya kelompok A berisi nasabah dengan jenis pekerjaan PNS, kelompok B berisi nasabah dengan jenis pekerjaan Swasta, dan lainnya. Setelah berhasil melakukan pengelompokkan tersebut, maka Anda bisa lebih mudah dalam melakukan pemasaran nantinya.

Lakukan Targeting dengan Baik

Strategi pemasaran kedua ini tidak lepas dari segmentasi yang sudah Anda buat. Jadi, Anda bisa menargetkan berapa nasabah serta produk yang akan ditawarkan di setiap kelompok tersebut.

Tentunya, produk perbankan atau keuangan yang ditawarkan pun harus sesuai dengan para nasabah. Sehingga, mereka akan tertarik dan mencoba produk keuangan yang Anda tawarkan.

Positioning

Strategi pemasaran berikutnya adalah Anda mesti bisa menempatkan produk dengan tepat agar tidak keliru dengan segmentasi nasabah. Dengan melakukan positioning, proses pemasaran bisa dilakukan dengan baik, sebab nasabah dapat dengan mudah memahami dan menerima produk yang Anda jelaskan.

Faktor Penting Saat Melakukan Pemasaran di Bidang Jasa Perbankan dan Keuangan

Apabila sudah melakukan beberapa hal di atas, maka Anda bisa menyerap ilmu marketing dengan baik dan mempraktekannya langsung di lapangan. Selain itu, Anda juga mesti memperhatikan beberapa faktor penting yang dibutuhkan saat melakukan pemasaran di jasa perbankan dan keuangan, yaitu:

Produk

Anda mesti memperhatikan produk perbankan atau keuangan yang akan ditawarkan kepada para nasabah. Hal ini dilakukan agar produk bisa terlihat menarik, mulai dari ciri khas, desain produk, pelayanan, manfaat, kualitas, serta garansi.

Ketika Anda melakukan pemasaran dengan produk perbankan atau keuangan yang baik, maka respon dari para nasabah pun akan sesuai keinginan. Dengan begitu, Anda telah berhasil mempraktekan ilmu dari pelatihan marketing yang sudah pernah diikuti dengan baik, serta menjadi seorang marketer profesional nantinya.

Lokasi Kantor Cabang

Ketika Anda ingin melakukan promosi produk kepada calon nasabah dengan mendatangi setiap perusahaan atau kantor, maka Anda harus memperhatikan letak kantor cabang bank di sekitarnya. Pastikan bahwa tempat Anda promosi dengan kantor cabang tidak terlalu jauh, sehingga masih bisa dijangkau dengan kendaraan secara mudah.

Anda bisa menargetkan hal tersebut sebelum mulai melakukan promosi atau memasarkan produk perbankan. Lakukan dengan optimal dan tawarkan produk sesuai target nasabah. Sehingga, ketika mereka tertarik untuk menggunakan produk perbankan itu, maka para calon nasabah akan langsung mendatangi kantor cabang terdekat di sekitar wilayahnya.

Harga Produk

Di jasa perbankan atau keuangan, Anda akan menemukan beragam produk menarik yang dijual atau ditawarkan dengan harga terjangkau. Maksudnya, disini Anda bisa menawarkan beragam produk seperti, deposito, pinjaman bank, tabungan emas, tabungan pendidikan, investasi, serta lainnya.

Untuk deposito dan investasi lainnya, biasanya nasabah akan tertarik dengan nominal deposito yang rendah. Selain itu, sampaikan juga keuntungan yang akan calon nasabah dapatkan, beserta keistimewaan lainnya.

Promosi

Dalam dunia perbankan, para marketing dituntut untuk melakukan promosi agar bisa mengenalkan beragam produk perbankan dan keuangan kepada para calon nasabah. Beritahukan terkait produk terbaru yang dimiliki beserta keunggulannya.

Proses promosi ini bisa dilakukan tidak hanya langsung terjun ke lapangan saja. Tetapi, Anda bisa memanfaatkan beragam media online maupun offline, misalnya sosial media, website, koran digital, serta masih banyak lagi.

Tertarik Untuk Belajar Ilmu Marketing Pemasaran di Bidang Jasa Perbankan dan Keuangan ?

 

Pemasaran yang akan dilakukan pada bidang jasa perbankan dan keuangan tentunya tidak bisa dilakukan tanpa persiapan apapun. Anda mesti mempelajari tentang ilmu marketing terlebih dahulu, melalui beragam pelatihan marketing yang dibuka secara online maupun offline.

Dengan mempelajari ilmu marketing dengan baik, maka segala pengetahuan terkait pemasaran di bidang perbankan dan keuangan dapat Anda pelajari dan pahami dengan tepat. Sehingga, Anda bisa menargetkan calon nasabah setiap hari, serta mendapatkan hasil yang signifikan nantinya.

Pelatihan marketing ini bisa diikuti oleh siapa saja yang ingin terjun ke bidang pemasaran di jasa perbankan dan keuangan. Anda bisa mengikuti pelatihan secara berbayar maupun gratis sekarang juga. Jangan lupa untuk mencatat setiap ilmu yang didapatkan, sehingga proses pemasaran yang Anda lakukan dapat dilakukan sesuai target perusahaan sendiri.

Itulah informasi mengenai beberapa hal penting yang mesti diketahui dalam pemasaran di bidang jasa perbankan dan keuangan. Setelah mengetahui beberapa hal di atas, kini Anda bisa mulai mempraktekkannya secara langsung, lalu susunlah strategi dengan baik dan tepat untuk mendapatkan calon nasabah sesuai target yang sudah ditentukan.

Untuk lebih memperdalam Ilmu Marketing dapat menghubungi Bina Prestasi Gemilang. Metode pendalaman dapat berupa workshop, pelatihan dan konsultasi, baik secara offline maupun online.